Selasa, 13 April 2010

[Cerita] Kehilangan

Pernah kah kalian merasa kehilangan sesuatu yang menjadi-jadi. Seakan tak ada gairah hidup atau mau mati saja sekalian. (lebay bangett). Kehilangan sesuatu yang menurut kita adalah sesuatu yang berharga. Padahal sesungguhnya segala sesuatu yang ada didunia ini bukan milik kita.


Bercermin pada seorang petugas Parkir yang memiliki banyak mobil, namun dia tak sedikitpun merasa kecewa apabila mobil yang dititipkan kepadanya diambil kembali oleh sang pemilik sesungguhnya.


“Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir maka (ketahuilah), sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji.”
[QS: An-Nisaa, 131]


Saya pernah mendengar cerita teman saya, tentang sebuah benda kesayangannya yang hilang.
Sebut saja nama benda kesayangannya tersebut “Handphone”. Benda yang selalu menemaninya setiap saat, setiap waktu. Handphone ini begitu berharga baginya. Karena memang harganya selangit dan merupakan gadget terbaru dan tercanggih di zamannya. Membutuhkan kerja keras dan waktu yang lama untuk bisa membeli HP canggih ini.

Fitur, dan model memang membanggakan dan nilainya sarat gengsi untuk menarik perhatian orang. Mendapatkannya pun tak bisa disembarang tempat seperti toko-toko pinggiran jalan. Memerlukan pengorbanan dengan menaiki burung besi melintas benua, menyebrangi lautan untuk sekedar mendapatkan barang ukurannya tak lebih dari kotak kosmetik wanita.

Pernah saya tawarkan untuk membeli handphone tersebut kepadanya, tapi dengan tegas dia menolak. “Walaupun menjual rumah dan seisinya yang kamu punya pun takkan sanggup membeli Handphone ini” dengan penuh ketegasan dia menyampaikan.

Sombong bangettttttt. Dalam hatiku

Saking sayangnya dia dengan handphonenya tersebut, pernah saya lihat baterai dan casing dalamnya pun di tempeli stiker yang bertuliskan data dirinya lengkap berikut nama dan alamat serta nomor yang bisa dihubungi.

Dengan sedikit ragu saya pun bertanya:

“Buat apa ditempelin biodata diri di handphone mu boi??? Kayak ngga ada kerjaan aja”.

“Jika suatu saat Handphone kesayanganku ini hilang, saat orang yang menemukan atau mengambilnya membuka hp ini untuk mengganti kartu. maka alamat ini berguna baginya mengetahui identitas pemilik untuk mengirimkan kembali kepadaku”.
Dengan optimis dijelaskannya padaku.


(*menggunakan bahasa dan percakapan sehari-hari yang tak baku. **boi: nama panggilan kepada sahabatku)


***


Saat makan siang, terlihat wajah pucat dan kesal membungkus wajah oval teman saya. Terlihat seperti tak mau meneruskan hidup alias tak bergairah.

Hari itu saya tak beranikan diri untuk bertanya tentang keadaanya.

Berhari-hari dia tampak lesu dan tak bergairah, meyakinkan saya untuk segera bertanya dan membantu jika ada masalah yang menimpanya. (karena saya memang teman baiknya)



Dan benar dugaan saya, ternyata handphone kesayangannya hilang.
Ketinggalan di sebuah rumah makan, saat dia “having fun” dengan teman-teman SMUnya. Sebelumnya pamer kepada semua orang disekitar rumah makan.

Dengan yakin ia mengatakan:
“Lihat saja hp itu pasti kembali kepadaku, karena telah kutinggalkan identitas dan alamat lengkap rumahku”.


***

Satu minggu menunggu, ternyata dia menerima SMS dan sebuah paket kiriman yang kebetulan datangnya bersamaan.

Saat dia buka sms dari nomor yang tak dikenal dan isi pesannya sama persis dengan isi dari paket berupa selembar kertas.

Dengan cepat dia baca isinya:

“Terima kasih ya, handphone gratisnya”


“Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan di bumi. Ingatlah, sesungguhnya janji Allah itu benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui(nya).”
[QS: Yunus, 55]



03022010 at 5:28pm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar