Walaupun perjalanan kali ini, tidak terlalu mengesankan seperti perjalanan ke Jogja, Jakarta dan kota-kota lainnya. Setidaknya notes ini menjadi rekaman dan memorabilia di Album perjalanan hidup saya.
Buntok, tak sempat terpikir dan terbayang rupa dan pesona kota ini. Abstrak gituh, menguatkan saya untuk menjejakkan kaki di kota kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah ini.
Kurang lebih (t) : 8 jam perjalanan (darat) waktu yang diperlukan dari Banjarmasin menuju ke kota ini. Melewati beberapa kota penting lainnya seperti Banjarbaru-Martapura-Ranta
Didalam mobil bersimbolkan hewan hutan yang larinya gesit dan tanduknya banyak ini, saya ditemani driver plus Supervisor tempat saya bekerja. Beberapa saat kami bertiga membicarakan masalah dan misi kami bertiga ke kota ini. Walau akhirnya kami berdua tidak termasuk driver dikalahkan oleh kebiasaan yang dinamakan ngantuk.
Demi membunuh kebosanan diperjalanan, musik berformat mp3 menjadi obat yang ampuh dan efisien sebagai imun sekaligus teman menikmati sisi-sisi kota yang terlewati.
Kecepatan Kijang kami berlari (V) rata-rata 80km/jam, hitungan sudah termasuk mampir untuk shalat, makan, mengisi bahan bakar dan jalanan macet.
Maka jika dihitung dengan menggunakan formula fisika:
S = V x t
Dimana:
S adalah jarak
V adalah kecepatan rata-rata
dan t adalah waktu yang kami tempuh,
Sehingga
S = 80 km/jam x 8 jam
S = 640 km
Jadi jarak yang kami tempuh sekitar 640 km, (Wew, akurat ngga ya???)
Dalam perjalanan ini, banyak sekali pelajaran dan pengetahuan yang saya dapat. Dan yang paling berkesan adalah saya baru tahu seperti apa rupa dari pohon buah langsat (buah seperti duku) itu.
Waaa…malu-maluin nihhh…hehe
Dalam perjalanan melewati perbatasan Kalimantan Selatan dengan Kalimantan tengah, beberapa kali saya melihat beberapa pasar tradisional, dan yang paling mencolok adalah nomor plat kendaraan daerah kalsel masih dominan berkeluyuran di daerah yang sudah masuk zona territorial Kalteng.
Menurut sumber yang terpercaya (warga yang sudah tinggal didaerah ini lebih dari 25tahun), masyarakat yang mendiami kota ini mayoritas para pendatang. Pedagang dari Amuntai, Tanjung dan Barabai sangat dominan memberikan poin tertinggi dalam diagram batang yang ada di BPS setempat. Wew, pantas saja beberapa kali saya mendengar percakapan mereka dengan logat yang khas….(pasti diantara kalian mengenal logat ini, hehe). Sedangkan minoritas lainnya kota ini dihuni oleh warga asli rakyat Kalteng yaitu dayak.
Oleh-oleh lain yang saya dapatkan adalah buah seukuran biji kopi mentah, berwarna merah hati tetapi isi dan rasanya seperti buah rambutan dan buah lengkeng. Hanya saja ukuran buah ini lebih kecil, rasa dan aromanya 90 % rambutan/lengkeng.
Ini kali pertama bagi saya melihat, dan mencicipi buah yang kata kebanyakan orang disini adalah buah hutan yang hanya ada di Kalimantan Tengah. Weww…amazing…satu lagi keanekaragaman hayati dan masuk dalam flora yang dilindungi karena kuantitasnya yang hampir punah.
Menyenangkan sekali karena beberapa “list” daftar tujuan/target travelling saya mengelilingi Borneo terpenuhi. Kalimantan Barat, Indonesia dan dunia masih dalam rencana tujuan travelling saya berikutnya.
Mudah-mudahan Allah memberikan jalan untuk Hamba-Nya
“Allahumma zidna ilman warzuqna fahman..”
Ya Allah, tambahkan ilmu kami, dan anugerahkan pemahaman kepada kami..
***
Berbagi inspirasi travelling untuk menuntut ilmu, menambah wawasan dan Beribadah.
Orang berilmu dan beradab tidak akan diam dikampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelah lah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang
Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang
Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran
Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika didalam hutan
Imam Syafii
09032010 at 10:25pm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar